Saturday, September 8, 2012

Taat dan Setia - Nuh

"..... Nuh adalah orang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." - Kej 6:9
"Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya." - Kej 6:22

Sering kali meskipun kita sudah tahu janji Tuhan atas kita, kita melakukan tawar-menawar dengan Tuhan. Apakah boleh melakukan itu? saya tidak berani bilang boleh atau tidak. Mungkin saja saat itu Nuh juga melakukan tawar-menawar dengan Tuhan. who knows? Yang saya tahu adalah Tuhan menganggap Nuh adalah orang yang benar dan hidup tidak bercela di hadapanNya.
Setiap apa yang kita lakukan pasti ada akibat yang kita terima. Saat Nuh TAAT sama Tuhan meskipun mungkin dia merasa aneh sama apa yang Tuhan suruh, kita bisa lihat bahwa Tuhan menyertainya. Tuhan berkenan atasnya. dan satu hal lagi yang saya percaya itu juga merupakan alasan kenapa Tuhan berkenan atasnya adalah Nuh itu SETIA. Saat orang-orang mencelanya, apa yang dilakukannya tidak dihargai bahkan diejek orang lain, dia tetap SETIA melakukan apa yang Tuhan suruh dia lakukan.
Dan apa hasilnya? kita semua tahu bahwa karena keTAATan dan keSETIAannya, Nuh dan keluarganya diselamatkan dari air bah. dia menerima janji Tuhan.
So, ayo kita sama-sama belajar TAAT sama Tuhan dan tetap SETIA meskipun masalah menghadang di depan kita. Saat kita bisa melewati itu, percayalah, kita akan menerima janji Tuhan atas hidup kita. =)

- Lin -

Berjaga-jaga Terhadap Dosa - Kain

"..... Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." - Kej 4:7b

Saat sebelum Kain membunuh Habel, sebenarnya Allah sudah memperingatkannya. Akan tetapi, seperti yang telah kita ketahui ceritanya, Kain tidak mendengarkan peringatan itu dan tetap membunuh adiknya, Habel.
Sebenarnya, saat dosa itu sudah mulai mendatangi kita, Tuhan (Roh Kudus) akan mengingatkan kita tentang apa yang benar, yang harusnya kita lakukan. Tetapi Tuhan tidak bisa memaksa kita karena kita diberikan kehendak bebas, apa yang mau kita pilih. mengijinkan dosa itu menguasai kita, atau kebalikannya, kita menguasai dosa itu dan tidak mau melakukannya.
Di Perjanjian Baru pun, rasul Petrus mengatakan demikian:

"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." - 1 Pet 5:8

Iblis itu akan selalu ada untuk mencari celah di hidup kita. tinggal sekarang bagaimana kita menghadapinya.
Saat itu Kain telah memilih untuk dikuasai oleh dosa, dan dia sudah menanggung akibat dari pilihannya itu. sekarang bagaimana dengan kita? apakah kita mau seperti Kain, atau kita mau memilih untuk berkuasa atas dosa dan tidak mengijinkan dosa masuk dalam kehidupan kita? It's all about our choice. =)

- Lin -

Sunday, June 10, 2012

Saat Harus Memilih - Yusuf

"Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya." - Mat 1:24
"Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir" - Mat 2:14
"Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel." - Mat 2:21

Satu kesamaan dari 3 ayat di atas, yaitu keTAATan Yusuf kepada perintah Allah. Yusuf, bukan seorang yang luar biasa, namun dipakai Tuhan untuk menjadi ayah dari bayi Yesus. Dan yang menjadikannya luar biasa adalah bahwa ia adalah seorang yang TAAT.
Kalau melihat kondisi saat itu (di kutipan ayat pertama), pilihan itu pasti menjadi suatu beban yang berat, yaitu menikahi seseorang yang hamil padahal belum menikah. Salah-salah resiko yang dapat ditanggungnya adalah sama seperti resiko yang dihadapi oleh wanita tersebut, yaitu kematian. Akan tetapi, Yusuf memilih untuk TAAT kepada Allah dan melakukan apa yang Allah perintahkan kepadanya, termasuk juga untuk 2 kejadian berikutnya dimana Allah menyuruhnya melakukan sesuatu.
Sekarang kembali ke kita... Apakah kita pernah mengalami dilemma/kegalauan/apapun itu namanya saat kita diperhadapkan pada sesuatu yang cukup berat yang harus kita pilih? Apa yang akan kita lakukan jika ternyata jalan Tuhan mengarahkan kita kepada pilihan yang tidak enak untuk kita? Apakah kita akan seperti Yusuf, atau sebaliknya? Yuk, mari kita belajar untuk TAAT sama apa yang Tuhan mau kita lakukan meskipun mungkin itu akan mengusik zona nyaman kita.. Percayalah, Tuhan akan memperhitungkan setiap harga yang kita bayar. Selalu ada berkat sebagai akibat dari KETAATAN. =)

- Lin -

Wednesday, May 2, 2012

Berdoa Bagi Bangsa

"Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya" - Yeh 22:30

Kalau keadaan seperti yang digambarkan di Yehezkiel 22 itu terjadi atas bangsa dan negara kita, ketika Tuhan mencari orang yg mau 'membela' bangsa ini di hadapan-Nya, apakah Tuhan akan menemukannya? Apakah kita mau terus berdoa untuk bangsa ini dan berdiri di antara Tuhan dan bangsa ini? Atau apakah kita mau menunggu dulu ada orang-orang yg mau berdoa baru kita ikut-ikutan? Jika semuanya menunggu dan tak ada yg memulainya, apakah mau sampai Tuhan bilang 'Aku mencari tapi Aku tidak menemukannya'?
Jangan tunggu orang lain memulainya.. Kalau bukan kita, siapa lagi? Minta Tuhan berikan hati yang mengasihi bangsa dan negara kita, supaya kita bisa berdiri, berdoa, dan membawa bangsa ini ke hadapan Tuhan. Kalau ingin perubahan yg lebih baik terjadi atas kota, bahkan bangsa ini, terus bawa bangsa ini dalam doa kita.. Minta Tuhan memulihkan Indonesia.. Indonesia bagi Tuhan Yesus.. =)

- Lin -

Monday, April 30, 2012

Setia vs Tidak Setia

"Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya." - Yeh 18:26

Tuhan itu tidak akan melihat apa yang pernah kita lakukan untuk Dia dulu, tapi Tuhan akan melihat bagaimana akhir dari perjalanan hidup kita nantinya, apakah kita tetap setia kepadaNya, atau malah kita berbalik setia dari padaNya.
Pada saatnya nanti, kita tidak bisa bilang 'dulu saya pernah melakukan ini itu, saya suka nolong orang, sy mengasihi Tuhan, bla bla bla'. kalau pada akhirnya semua yg pernah kita lakukan dulu sudah tidak kita lakukan lagi saat ini atau bahkan ke depannya, semuanya jadi p.e.r.c.u.m.a.
Jadi, pilihan ada di tangan kita masing-masing, apakah kita mau terus setia mengasihi dan melayani Dia, atau kita mau berbalik dari padaNya? kalau saya, saya memilih untuk SETIA dan tetap hidup berkenan kepadaNya sampai selama-lamanya. =)

- Lin -

Menanggung Kesalahan

"Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya." - Yeh 18:20

Seperti judul di perikop dari ayat tersebut, dikatakan bahwa 'setiap manusia bertanggung jawab atas dirinya'. Jadi tidak ada yang namanya orang menanggungkan kesalahan orang lain, bahkan meskipun mereka adalah orang tua dan anak.
Tapi jangan lupa, di dunia ini ada seseorang yg karena kasihnya, mau mengorbankan dirinya untuk menanggung semua kesalahan (dosa) setiap manusia padahal dia sendiri tidak berdosa. dia adalah YESUS. Dan menurut saya, ini yg namanya KASIH KARUNIA. Kalau bukan kasih karunia, tidak mungkin ada Tuhan Yesus yg mau mengorbankan nyawaNya untuk menanggung dosa seluruh umat manusia. Ya, dosa saya, kamu, dan dosa semua orang telah ditanggungNya. Dan yg Dia minta utk kita lakukan hanyalah percaya kepadaNya, jadikan Dia Tuhan dan Raja atas hidup kita. :)

- Lin -

Wednesday, April 25, 2012

Saling Mengingatkan

"Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! -- dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dri hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggunganjawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu." - Yeh 3:18-19

Baca ayat tersebut jujur membuat saya agak merinding. Kenapa? Karena seakan kita harus menanggung kesalahan orang lain juga kalau kita tidak memperingatkan dia. Mungkin bukan menanggung kesalahannya, tapi akan diminta pertanggung jawaban.
Oke, kalau kita baca secara keseluruhan ceritanya, ayat ini sebenarnya ditujukan kepada Yehezkiel, dimana dia ditunjuk Allah untuk menjadi "penjaga israel". jadi dia sebagai nabi diminta Allah untuk memperingati bangsa Israel supaya bangsa Israel tetap hidup dalam jalurnya Tuhan.
Nah, yang membuat saya bersyukur adalah sekarang kita sudah tidak berada pada jaman itu. Kita ada di jaman Kasih Karunia, dimana setiap dosa dan kesalahan kita sudah ditanggung oleh seseorang yang ga berdosa di atas kayu salib, dia adalah Yesus Kristus. Oleh-Nya kita beroleh penebusan. Harusnya kita yang mati karena dosa-dosa kita, tapi Yesus menggantikan kita. Jadi ingat dengan kata-kata di Pastor Message bulan ini.. "Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa". Ya, smua dosa-dosa kita dah ditebus oleh Yesus Kristus, dan oleh karena Dia, kita beroleh pengampunan.
Jadi mungkin bisa dibilang apa yang dikatakan di kitab Yehezkiel itu tidak berlaku lagi untuk sekarang, maksudnya bagian yg kalau kita ga kasih tau, kita juga akan dituntut pertanggung jawabannya karena memang semuanya dah ditanggungkan oleh Tuhan Yesus. Dan saya selalu ingat yg dari dulu sering dibilang.. Masuk Surga itu ga bisa nebeng, keselamatan itu urusan pribadi masing-masing. Tapiii... bukan berarti kita bersikap cuek juga. Kalau kita lihat ada orang yg kita kenal berbuat salah, tetap harus kita kasih tau yg benarnya.. Sekarang gini aja.. Bukan masalah kita akan dituntut pertanggung jawabannya lg dan memang masuk surga ga bisa nebeng, tapi pertanyaannya: apakah kita mau orang-orang yg kita sayang, yg kita kenal itu ga masuk surga? apakah kita mau hanya karena keegoisan kita, kita sendiri yg masuk surga?
Jadi menurut saya, kalau jawaban dr 2 pertanyaan di atas adalah "tidak mau", berarti sudah sewajarnya kalau kita tetap saling mengingatkan satu dengan yg lain, bahkan tegurlah jika diperlukan.. Bukan karena takut dituntut, tp karena kita sayang mereka dan ingin supaya mereka menerima keselamatan itu. :)

- Lin -

Tuesday, April 24, 2012

Emas Yang Pudar


"Sungguh pudar emas itu, emas murni itu berubah; batu-batu suci itu terbuang di pojok tiap jalan.
Anak-anak Sion yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, sungguh mereka dianggap belanga-belanga tanah buatan tangan tukang periuk." - Ratapan 4:1-2

Mungkin hampir semua tahu bagaimana proses untuk menjadi suatu emas yg murni, yaitu harus ditempa dan dibakar terlebih dahulu. Dan jika sudah melalui semua proses itu, emas yg mungkin awalnya terlihat tak berharga karena belum terlihat nilainya, menjadi sesuatu yg berharga mahal. 
Nah, yg menjadi masalah adalah ketika kita tidak bisa menjaga kemurnian emas tersebut. Jika emas itu menjadi pudar, emas itu akan berubah, tidak lagi berharga mahal, melainkan hanya akan terbuang di pojok-pojok jalan. Dan di ayat di atas malah pada akhirnya disamakan dengan belanga tanah buatan tangan tukang periuk. Bisa dibilang berarti harganya turun drastis.
Dari ayat tersebut, ada 1 hal yg menjadi pertanyaan saya.. kenapa Sion yg seharusnya jd kesayangan Tuhan, pada akhirnya diibaratkan sebagai emas yg pudar? ternyata saya menemukan di ayat berikut-berikutnya..

"Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya yang di tengah-tengahnya mencurahkan darah orang yang tidak bersalah." - Ratapan 4:13

Dari sini bisa terlihat, ternyata akibat dosa itu cukup parah, apalagi jika itu dilakukan oleh orang-orang yg dipercaya oleh Tuhan untuk membawa umatNya mendekat kepadaNya. karena nabi-nabi dan imam-imam di Sion berbuat dosa, maka yg kena dampaknya adalah satu bangsa. 
Jadi sekarang bagaimana hidup kita akhir-akhir ini.. apakah kita yg mungkin sudah dimurnikan untuk menjadi 'emas' yg murni itu sudah menjadi pudar? kalau iya, sebelum terlambat lebih baik bertobat. Jangan sampai juga karena dosa kita, ada orang-orang yg di bawah kita, yg kita gembalakan, ikut terkena dampaknya juga.
ingat..!!! Tuhan ga akan meninggalkan orang-orang yg mau sungguh-sungguh bertobat. Biarlah untuk selanjutnya hidupku, hidup kita, boleh selalu menjadi emas yg murni dan berharga mahal, dan yg pasti berkenan di hadapan Tuhan. :)


-Lin-